DIARY KELUARGA AIUNA

Bersama Lebih Dari Selamanya

Sampan - Kesederhanaan Yang Indah...

SAMPAN..


Perjalanan yang cukup melelahkan bagiku untuk mencapai 16 Januari 2010, Aku bak sebuah sampan kecil yang sangat terbatas dengan kelebihan, bahkan aku sempat berpikir "dimana kelebihan ku?"
Berada di tengah-tengah antara kapal-kapal yang anggun nan mewah dengan segala kelebihannya. Siapa yang bisa melihat sampan kecil ini? 
Bahkan jika aku harus berlompat, berteriak sambil melambaikan tanganku "Hei, aku disini!" Tak akan ada yang bisa mendengar dan melihatnya. 
Hingga ada kalanya aku lelah dan ingin segera bersandar, berlabuh di sebuah dermaga meski hanya sekedar mengadu "Aku lelah..". Tapi apa daya, jalan-jalan menuju dermaga tertutupi oleh kapal-kapal mewah tersebut.


Hingga saat aku benar-benar lelah, aku pasrahkan diri ini hanya bersandar kepada NYA, mengadu kepada NYA. Terombang-ambing di lautan tak tentu arah, ternyata itulah cara NYA mengantarkan ku ke salah satu dermaga. Dermaga yang kaya akan kesederhanaan. Namun seperti dermaga lain yang di kelilingi kapal-kapal mewah, tak ada nyali ku mendekatinya meski untuk yang satu ini, DIA telah menyediakan jalan menuju padanya. "Ahh, memang siapa aku?" 


Namun, siapa yang tahu rencana NYA? Entah bagaimana DIA mengaturnya hingga aku bisa terlihat olehnya. Dan dengan melewati banyak badai, angin, dan sebagainya. Akhirnya sampai batas waktu itu, dia menawarkan diri untuk menjadi dermaga tempat ku berlabuh dan bersandar selamanya. 


Subhaanallaah..
Saat banyak orang yang mengecilkan, saat banyak orang yang tidak yakin, saat banyak orang meremehkan sampan kecil ini, sampai batas waktu itu, aku yakin pada NYA kau akan hadir menjadi tempat ku berlabuh dan bersandar selamanya.
Terima kasih dermaga cinta ku, telah berjanji di hadapan NYA 2 tahun lalu untuk menjaga batin dan lahir ku dan menerimaku apa adanya sehingga membuatku menjadi sampan yang berarti dan tercantik di hatimu dan menjadikan ku sebagai bidadarimu, insya Allaah hingga di surga NYA kelak.
Dan kau..adalah dermaga yang terbaik di hatiku, di hidupku. Tetaplah kaya dengan kesederhanaan. Semoga aku selalu menjadi cobaan bagimu, sebagai ladang amalmu. 






16 Januari 2010 Kesederhanaan yang Indah..


Tak ada pelaminan, tak ada makanan yang mewah, tak ada tenda, tak ada janur kuning, tak ada bunga-bunga yang indah, tak ada dekorasi, tak ada fotografer handal, tak ada baju-baju pernikahan yang mewah, hanya gamis berikut jilbab putihnya dan baju koko putih yang baru saja dibeli kemarin tanpa harus fitting. Hmmm, aku rasa ini adalah pernikahan yang paling sederhana yang pernah aku hadiri. Ya, ini  pernikahan ku. Pernikahan yang sangat sederhana, hanya dihadiri oleh keluarga dan teman-teman dekat. Tak ada foto pernikahan yang diambil dengan kamera keren yang berlensa lapisan. Hanya foto pernikahan berlatar belakang kebun bunga yang diambil oleh kamera digital 8MP. Bahkan tak ada cincin kawin, cincin kawin ku terikat di hati, terikat oleh Surah Ar Rahman yang ia bacakan sebagai mahar. Pun tak ada mahar jutaan rupiah, hanya jutaan ilmu yang wajib kubaca dalam buku-buku maharnya. Namun dengan kesederhanaan itu, kami sangat bahagia. Bahagia dalam kesederhanaan.


Kehidupan baru dimulai disebuah kontrakan 1 petak + kamar mandi berukuran sangat mini. Belajar bersama, mengaji bersama, sholat bersama, kerja bersama, berbagi tugas, menunaikan hak dan kewajiban bersama, saling mengisi kekurangan dan kelebihan, mengenal karakter masing-masing, berbagi tugas (aku bagian beres-beres, suami bagian masak ^,^) semua kami lakukan di istana kecil kami. Istana kecil yang penuh dengan tumpukan baju, tumpukan buku, dan sehelai kasur kecil yang tidak tebal untuk tidur kami di sela-sela tumpukan. Jangankan kasur, panci saja kami tak punya. TV, kipas angin, dispenser, kompor, perlengkapan makan, itu semua hadiah pernikahan dari teman-teman dan keluarga. Subhaanallaah, terima kasih Yaa Rabb. Menikah itu memang membuat kita kaya. 


Hampir dua bulan pernikahan, alhamdulillaah kami diberi kepercayaan, dititipkan seorang anak yang 9 bulan kemudian lahir dengan sehat dan cantik. 
Sembilan bulan yang penuh perjuangan, mabuk yang hampir selama 9 bulan, lingkungan pekerjaan dan lingkungan sekitar yang kurang kondusif, kami sampai harus pindah dua kali setelah 2 bulan tinggal di istana kecil kami. Akhirnya untuk sementara tinggal di rumah orang tua sampai aku melahirkan anak kami. Dan aku memilih resign dari tempat kerjaku, yang selain lingkungannya yang kurang kondusif dan sangat tidak menyenangkan, sebelum hamilpun aku memang berniat untuk resign bila telah diberi kepercayaan ini oleh NYA.


Sekali lagi Subhaanallaah, anak itu memang rezeki. Beberapa hari sebelum anak kami lahir, suamiku resign dan diterima kerja di Bandung, tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan akupun harus hijrah lagi mengikuti suami ke Bandung setelah beberapa bulan usia anak kami. Dan dari sinilah alhamdulillaah kami membangun sedikit demi sedikit. Menyicil bulan demi bulan barang-barang yang kami butuhkan. Sekarang kami punya kasur meski tak berdipan. Punya kursi meski hanya dari plastik, punya panci meski bukan yang anti lengket tapi cukup untuk memasak. 


Itulah sedikit perjalan dua tahun kami. Bahagia dalam kesederhanaan. Dengan taburan rupa-rupa bumbu, manis, asin, pahit, asam, pedas yang membuat perjalanannya begitu nikmat dan maknyus. Nikmat dan indahnya pernikahan adalah saat sepasang kekasih tersebut memulai semua dari 0 bersama-sama. Maka tak akan ada kata "ini milik ku", tapi yang ada adalah "ini milik kami". Dan yang paling penting, saling mengasihi karena Allaah. Semoga di dua tahun perjalanan, kelurga AiuNa menjadi keluarga yang lebih baik di mata Allaah dan semoga hingga ajal pun kami tetap kaya akan kesederhanaan. 


Happy 2nd Anniversary Bia..
~ Miu ~

Taqabalallaahu minna wa minkum

Our Li'L aNGeL...

Muka polosnya yang lucu, sudah lebih jelas terlihat
Entah mirip siapa
Kaki mungilnya sudah terasa tendangannya
Begitu pun tangan mungilnya yang terasa menyikut
Entahlah, tendangan dan sikutan itu penuh arti

SUAMIKU HEBAT!!!

Entah calon ummi yang lain.Tapi bagiku sebagai calon ummi, awal kehamilan 'cukup' memabukkan. Susah makan, pusing, mual, muntah.

Sangat sensitif dengan bau-bauan, terutama sabun yang wangi dan goreng-gorengan. Baik itu minyak goreng, sedang menggoreng maupun gorengan yang sudah jadi. Apalagi kalau ada tukang goreng keliling. Huuuffft... Masya Allaah... Karena itu sangat jarang mengkonsumsi jenis gorengan.
Alhamdulillaah nya, ngidam ini tidak terlalu sulit permintaannya. Eh...pernah ding, satu hari aku ingin makan sate balung alias sate tulang yang mungkin cuma ada di Semarang. Hihihi...

About Us

Foto saya
Aiuna adalah sebuah keluarga kecil sederhana yang baru saja secara sah dibina pada 16 Januari 2010 (masih baru yah? ^^). Aiuna mempunyai cita - cita untuk mewujudkan sebuah keluarga yang berorientasi surga dengan mengacu kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasulullaah SAW.

Aiuna

Aiuna

AIUNA's FAMILY








Lilypie Pregnancy tickers


Daisypath Anniversary tickers